Instagram posts

    :: "Petik Hikmah" Baca Dan Petiklah Hikmahnya Wahai Saudarku | Sejarah Islam | Kisah Nyata | Kisah 25 Nabi | Ajaran & Anjuran Islam | Larangan Islam | Mualaf | Berita Kamuslimin Terkini ::

    About us

    Thursday, December 1, 2016

    Ini Cara Kami Untuk (Mencoba) Membela Al-Quran

     

    Petik Hikmah - Tidak dipungkiri akhir-akhir ini hampir seluruh media sibuk membahas hiruk pikuk mengenai AKSI DAMAI MENUTUNTUT KEADILAN untuk mengadili salah seorang pejabat publik yang diduga memberikan statment menghina kesucian Al-Quran. Demo atau aksi damai ini rencananya akan dilangsungkan oleh beberapa saudara kita di berbagai kota pada Jumat, 4 November 2014.
                              
    Ini Cara Kami Untuk (Mencoba) Membela Al-Quran
    Bukan tidak mungkin hari tersebut akan menjadi hari bersejarah (semoga sejarah baik) bagi bangsa ini. Dan mungkin kelak anak-anak ku akan bertanya, “Ayah, ketika orang-orang melakukan aksi damai tanggal 4 November 2016, Ayah ada di mana?”
    Aku terdiam sejenak dan kemudian memanggil anak ku, “Kemari nak duduk sama Ayah! Dengarkan baik-baik ya Nak. Siapapun yang mengaku beragama Islam pasti akan marah dan bangkit untuk membela agama ALLAH. Namun kamu harus tahu bahwa membela agama ALLAH itu banyak sakali caranya”.
    “Pada saat itu ada beberapa saudara Ayah yang harus diantar ke rumah sakit bersama ambulan dan pada saat bersamaan ada juga saudara ayah yang tidak bisa pulang dari rumah sakit karena tidak punya biaya. Beberapa saat kemudian Ayah juga mendapatkan laporan bahwa ada saudara Ayah yang sedang depresi berat dan harus di antar ke RSJ.”. Anak-ku nampak serius mendengar cerita dan penjelasan Ku.
    Kemudian Aku melanjutkan cerita-ku, “Ada juga saudara Ayah yang meninggal dan jenazahnya harus di antar ke kota asalnya, padahal keluarganya sedang kurang mampu. Maka ayah bersama teman-teman ayah bahu-membahu untuk mengantarkan nya.”. Anakku semakin larut dengan penjelasan yang aku sampaikan.
    “Pada saat itu ada juga Anak dari saudara ayah yang lahir prematur dan mebutuhkan inkubator. Ada juga saudara ayah yang rumahnya roboh karena terkena bencana longsor dan harus diperbaiki bersama.”. Anakku masih terus menyimak cerita yang Aku sampaikan.
    Sambil menyeruput kopi buatan istri tercinta aku terus melanjutkan ceritaku, “Ayah dan kawan-kawan ayah juga harus membantu memikirkan dhuafa yang untuk sekedar sarapan saja mereka kebingungan. Juga anak-anak mereka yang tidak bisa sekolah sehingga Kami berinisiatif untuk menyediakan tempat dan sarana belajar untuk mereka. Dan beberapa PR sosial lain yang harus Ayah selesaikan bersama teman-teman ayah”.
    Nak, siapapun yang mengaku muslim pasti akan marah jika Agama atau kitab sucinya dihinakan. Begitu pun dengan Ayah-mu ini. Ayah juga menginginkan tegak nya keadilan sebagaimana yang diserukan oleh mereka yang turun ke jalan. Namun apa daya Nak, untuk menyelesaikan tugas yang ada saja energi ayah belum mencukupi. Maka ayah dan teman-teman memilih terus “mencoba” menyelesaikan tugas yang ada sambil mendoakan semoga saudara-saudara baik yang turun ke-jalan menuntut keadilan atapun yang tidak, semuanya senantiasa dilindungi oleh ALLAH Subhaanahu Wa Ta’ala.
    Nak Ayah minta, jika suatu saat nanti engkau dewasa jadilah sosok yang peduli dengan lingkungan dan tanggaplah terhadap hajat serta kepentingan orang lain. Jadilah pribadi yang bijak membaca keadaan. Ukur kemampuan dan potensi yang engkau miliki, lakukan lah yang sekiranya paling manfaat serta maslahat untuk masyarakat secara umum.
    Semoga ALLAH senatiasa melindungi negeri kita tercita, Republik Indonesia dari segala bentuk ujian dan cobaan…
    Ya ROBBU, Ya ‘ADL (Yang Maha Adil), Tuntunlah pemimpin dan aparatur kami agar senantiasa berlaku adil dalam menegakkan hukum di negeri ini.
    Ya RAHMAN (Yang Maha Pengasih)… Jagalah kasih sayang, persatuan dan kesatuan penduduk bangsa kami. Lingdungi kami dari segala macam perpecahan dan permusuhan.
    Ya GHOFUR (Yang Maha Pengampun), ampunilah segala kesalahan, dosa dan kelemahan kami..

    No comments:
    Write comments