Sebaiknya Jangan Menyingkat Shalawat Menjadi SAW
Sebaiknya Jangan Menyingkat Shalawat Menjadi SAW
Petik Hikmah - , sering dalam bahasa tulisan kita menyingkat segala sesuatunya. Bisa jadi karena malas, karena buru-buru, atau memang karena tidak paham.
Misal, Assalamualaikum menjadi Ass. Padahal maknanya sungguh jauh berbeda, assalamualaikum adalah doa, sedangkan ass dalam bahasa Inggris artinya tahu sendiri kan apa? Jadi ketika kita menyingkatnya, bukannya mendoakan orang lain tapi bisa-bisa malah terhitung sedang berkata kotor.
Ada juga yang menyingkat gelar alaihissalam menjadi as , radiyallahu 'anhu menjadi ra., bahkan shalawat untuk Rasulullah pun kita singkat menjadi SAW. Astagfirullah, betapa pelitnya kita, bahkan shalawat pada Rasulullah yang bisa mengantar kita memperoleh syafaatnya kelak, kita singkat seenaknya.
"Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i, III/50 dan dinyatakan Shohih oleh Syaikh al-Albani).
Apakah dengan menyingkat shalawat menjadi SAW. dalam teks, itu setara dengan bershalawat pada Rasulullah?
Semoga Allah mengampuni ketidaktahuan kita di masa lampau, akan tetapi mulai saat ini... Mari biasakan bershalawat dengan benar, katakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam, bukan sekadar menulis Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS. Al-Ahzaab: 56]
Bahkan Allah dan para malaikat bershalawat pada Nabi, maka marilah kita menghormati dengan tidak menyingkat-nyingkat shalawat dalam bahasa tulisan/teks.
Semoga menjadi pengingat untuk kita semua.
Foto ilustrasi: google
[Sumber]
No comments:
Write comments