Petik Hikmah - hidayah Allah sering kali datang tidak terduga-duga. Dahulunya musuh Islam paling keras perlawanannya, paling jahat penistaannya, sangat bisa berbalik masuk Islam dan menjadi lembut disebabkan oleh cahaya hidayah dari Allah, sebagaimana yang terjadi pada Umar bin Khatthab.
Bolehkah Mendoakan Pemimpin Non Muslim untuk Masuk Islam?
Selain itu, banyak juga misionaris, pemuka agama lain, pembuat film yang menistakan Rasulullah, berubah menjadi pemeluk Islam yang taat setelah hidayah Allah merasuk ke dalam hati mereka.
Lalu bagaimana hukumnya mendoakan pemimpin yang beragama non muslim agar bisa mendapat hidayah Islam? Bolehkah atau diharamkan?
Selama orang yang bersangkutan masih hidup, belum meninggal dalam keadaan kafir, maka kita diperbolehkan mendoakannya. Demikian jugalah yang dilakukan oleh Rasulullah.
Abu Huroirah -rodliallohu anhu- mengatakan: (Suatu hari) At-Thufail dan para sahabatnya datang, mereka mengatakan: “ya Rosululloh, Kabilah Daus benar-benar telah kufur dan menolak (dakwah Islam), maka doakanlah keburukan untuk mereka! Maka ada yg mengatakan: “Mampuslah kabilah Daus”. Lalu beliau mengatakan: “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku)." (HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524, dengan redaksi dari Imam Muslim)
Maasya Allah, sungguh keindahan akhlak yang amat dahsyat dari teladan kita Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Bukannya memaki atau menghardik, tapi beliau justru meminta agar hidayah Allah sampai pada mereka.
Abu Musa -rodliallohu anhu- mengatakan: “Dahulu Kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, mereka berharap beliau mau mengucapkan doa untuk mereka “yarhamukalloh (semoga Allah merahmati kalian)”, maka beliau mengatakan doa: “yahdikumulloh wa yushlihabalakum (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan memperbaiki keadaan kalian)” (HR. Tirmidzi 2739 , dan yg lainnya, dishohihkan oleh Syeikh Albani)
Akan tetapi, jika orang yang dimaksud sudah meninggal dan dalam keadaan kafir, maka kita diharamkan mendoakannya atau memintakan ampun. Demikianlah yang Allah ajarkan pada Rasulullah Muhammad dan juga Nabi Ibrahim alaihissalam.
"Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) jahim. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah (meninggal dalam kondisi kafir), maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun." (QS. At-Taubah: 113-114)
Mari luangkan waktu untuk mendoakan para penista agama Islam, agar Allah melembutkan hati mereka dengan hidayahNya hingga bersedia menjadi seorang muslim. Wallaahualam.
Sumber: Konsultasisyariah
Foto ilustrasi: google
No comments:
Write comments